Sabtu, 16 Oktober 2010

konsep keluarga sejahter

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan program keluarga berencana (KB). Angka kelahiran (Total fertility rate), jumlah rata-rata anak dalam keluarga menurun dari 56 orang (Tahun 1970), menjadi 2,78 orang perkeluarga pada tahun 1997 (SDKI 1997).
Telah terwujudnya keluarga kecil.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan konsep keluarga sejahtera
2. Tujuan khusus
Mampu menerapkan konsep keluarga sejahtera dan mengerti konsep keluarga






BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi
KELUARGA SEJAHTERA adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang, antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. ( Wahit I qbal Mubarak dkk, 2006 : 270)
KELUARGA adalah Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga. ( Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2006 : 255 )
KELUARGA BERENCANA adalah Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan untuk mewujudkan keluarga kecil,bahagia dan sejahtera
KUALITAS KELUARGA adalah kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, mental, spiritual dan nilai-nilai agama, dasar mencapai keluarga sejahtera



B. Tipe Keluarga
keluarga merupakan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui tipe keluarga:
a. Tipe keluarga Tradisional
1. keluarga inti
yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat).
2. keluarga besar
yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain misalnya : kakek, nenek, paman, bibi dll.


3. keluarga Dyad
yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
4. single-parent
yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat).kondisi ini disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5. single adult
yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa hidup sendiri


6. keluarga usila
yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang sudah berusia lanjut

b. Tipe Non Tradisional
1. “commune famili”
yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup serumah.
2. orang tua(ayah-ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
3. “Homeseksual”
yaitu dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah.

C. Tujuan Keluarga Sejahtera
1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah yang dihadapi
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menganalisa potensi dan peluang yang dimilikinya
3. Meningkatnya kemauan masyarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri
4. Meningkatnya gotong royong dan kesetiakawanan social dalam membantu keluarga khususnya keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraannya





D. Tahapan Keluarga
1. KELUARGA PRA SEJAHTERA
keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal seperti pengajaran agama, sandang, pangan,papan, kesehatan.
2. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 1
keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal (sesuai kebutuhan dasar pad keluarga pra sejahtera) tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis keluarga seperti pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan.
Indicator keluarga sejahtera tahap 1 :
a. melaksanakan ibadah menurut agama yang dianutnya masing-masing.
b. makan dua kali sehari atau lebih
c. memiliki pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
d. memiliki rumah yang sebagian besar lantainya bukan dari tanah
e. bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin berKB dibawa kesarana kesehatan

3. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 2
keluarga-keluarga yang tak dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi)


Indikator keluarga sejahtera tahap 2 :
a. anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur
b. makan dua kali sehari atau lebih
c. pakaian yan berbedauntuk berbagai keperluan
d. lantai rumah bukan dari tanah
e. kesehatan anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana kesehatan atau petugas kesehatan
f. anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama masing-masing
g. paling kurang sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur
h. seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru pertahun
i. luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni
j. seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan fungsi masing-masing
k. paling kurang satu keluarga 15 tahun keatas berpenghasilan tetep
l. seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bias baca tuli huruf latin
m. anak usia sekolah 7-15 tahun bersekolah pada saat ini
n. bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi( kecuali sedang hamil)

.
4. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 3
Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, social psikologis dan pengembangan keluarganya, tetepi belum dapat memberikan sumbangan(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur.
Indokator keluarga sejahtera tahap 3 :
a. upaya keluarga meningkatkan/menambah pengetahuan agama
b. keluarga mempunyai tabungan
c. makan bersama paling kurang sekali sehari
d. ikut serta dalam masyarakat
e. rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam sebulan
f. memperoleh berita dari surat kabar, radio, Tv, majalah
g. anggota keluarga mampu menggunakan transportasi



5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 3 PLUS
Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, social psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki keperdulian social yang tinggi pada masyarakat.
Indicator pada keluarga sejahtera tahap 3 plus :
a. memberikan sumbangan secara teratur(dalam waktun tertentu) secara sukarela dalam bentuk materi kepada masyarakat
b. aktif sebagai pengurus yayasan/institusi dalam kegiatan kemasyarakatan

E. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
- diatur melalui PP No 21 TH 1994, Pasal 2:
pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga.
- TUJUAN :
mewujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,pruduktif, mandiri dan memiliki kemampuan untuk membagun diri sendiri dan lingkungannya

F. POKOK-POKOK KEGIATAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

1. Pembinaan Ketahanan Fisik Keluarga
kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan ketahanan fisik keluarga

Contoh :
pembinaan gizi keluarga termasuk gizi ibu hamil, stimulasi pertumbuhan balita, pembinaan kesehatan lingkungan keluarga, usaha tanaman obat keluarga dll
2. Pembinaan Ketahanan Non Fisik Keluarga
kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan ketahanan non fisik keluarga
contoh :
pembinaan kesehatan mental kelurga, stimulasi perkembangan balita, konseling keluarga dll












BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Kita mampu memahami konsep keluarga sejahtera
2. Kita mampu menerapkan konsep keluarga sejahtera



B. SARAN
Diharapkan pada seluruh pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan dalam proses belajar mengajar khususnya pada keluarga












DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubari Wahid dkk, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : 270-272

Tidak ada komentar:

Posting Komentar