Selasa, 23 Februari 2010

askep tumor wilms

KATA PENGANTAR

Assalammu,alaikun wr, wb

Puji syukur mari kita tujukan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan karunianya kepada kita sehingga Kami bias menyusun ASUHAN Keperawatan teoritis pada Klien Tumor Wilms .Selawat beriringan salam mari kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam berilmu pengetahuan.
Tugas Asuhan keperawtan ini bisa disusun tidak lepas Dari peran Dosen Keperawatan Anak Ibuk Utami fetlina , beliau telah mendidik Kami dan juga memberi Kami pengetahuan, Ucapan terima kasih tidak lupa Kami tujukan kepada rekan-rekan yang telah memberikamn Kami dukungan, dan Kami sadar makalah yang Kami susun ini masih banyak kekurangan untuk itu Kami berharap rekan-rekan dapat memberikan kritik, saran, pertanyaan dan tanggapan untuk kemajuan Kami dimasa yang akan dating
Kami berharap makalah Kami ini bermanfaat, terutama bagi Kami penyusunya dan juga bagi teman-teman, untuk itu Kami mohon kepedulian dan perhatianya untuk makalah Kami,

Wassalam,

Padang, 16 Oktober 2009



Kelompok V

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
TUJUAN 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2
DEFINISI 2
ETIOLOGI 2
ANATOMI FISIOLOGI 2
PATOFISIOLOGI 5
MANIFESTASI KLINIS 6
WOC 8
KOMPLIKASI 9
PENATALAKSANAAN MEDIS 9

BAB III ASKEP TEORITIS 10
PENGKAJIAN 10
DIAGNOSA KEPERAWATAN 12
INTERVENSI 14

BAB IV PENUTUP 19
KESIMPULAN 19
SARAN 19

DAFTAR PUSTAKA 20

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan kecendrerungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau gagalnya sistem oimun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif terhadap tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran dorland)
Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM
Untuk lebih memahami tentang gambaran teoritis terhadap Asuhan keperawatan pada Anak yang mengalami Tumor Wilms

2. TUJUAN KHUSUS
a. Memahami teoritis terhadap Tumor wilms yang mencakup : etiologi, Patofisiologi, Gejala klinis dan Penatalaksanaan
b. Melatih membuat Askep yang bisa diiterapkan nantinya
c. Untuk memenuhi tugas keperawatan anak yang diberikan oleh dosen


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak-anak. (http://zul-adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html)

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (kamus kedokteran dorland))

B. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke arah pembentukan Tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan.
C. ANATOMI FISIOLOGI
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita).
Anatomi ginjal
1) Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2) Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
3) Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).
4) Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.


fungsi ginjal adalah untuk:
a. menyaring limbah metabolik
b. menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
c. membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh
d. membantu mengatur tekanan darah
e. membantu mengatur pembentukan sel darah.\
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
D. PATOFISIOLOGI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal. (http://zul-adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html))
stadium pada tumor wilms Staging berdasarkan NWTSG V, terdiri dari:
Stadium I:Tumor terbatas pada ginjal dan dapat direseksi secara lengkap dengan kapsul ginjal yang utuh. Tidak terjadi ruptur atau robekan kapsul. Pembuluh darah sinus renal tidak terlibat
Stadium II:Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi secara lengkap. Terdapat ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan penetrasi kapsul atau dengan invasi ekstensif sinus renal. Pembuluh darah di luar sinus renal dapat mengandung tumor. Tumor mengalami cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas di daerah flank. Tidak ada bukti tumor pada atau di luar batas reseksi.
Stadium III:Terdapat sisa tumor nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau yang meliputi berikut ini:
a. Keterlibatan kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis
b. Penetrasi tumor melalui permukaan peritoneum
c. Implan tumor pada permukaan peritoneum
d. Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar batas reseksi bedah
e. Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal ke dalam struktur vital
f. Tumor menyebar tidak terbatas pada daerah flank
Stadium IV:Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau metastasis ke kelenkar getah bening di luar abdomen dan pelvis. Nodul paru tampak pada CT scan harus dibiopsi untuk diagnosis definitif stadium IV.
Stadium V:Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus didiagnosis secara individu menurut kriteria di atas.
E. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
- Malaise (merasa tidak enak badan)
- Nafsu makan berkurang
- Mual dan muntah
- Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi)
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air kemih).
Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). (http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/anatomi-dan-fisiologi-ginjal.html)
Gambaran klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia, varikokel kiri (akibat obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi. Trombus tumor dapat meluas ke vena cava inferior dan jantung sehingga menimbulkan malfungsi jantung. Kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu trauma minor. (http://zul-adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html)


Neoplasma Hemi Hipertrofi Gangguan Ginjal

Kakeksia Menekan Jaringan Perut Membesar
Depresi Disfungsi

Kekuranngan Nutrisi Gangguan organ abdomen
Gangguan glomerulus Gangguan Asam basa
Gangguan Hati
Lemah BB turun Status Gizi buru Gangguan lambung
Hematuria Proteinurin
Gangguan Metabolisme
Mual dan Muntah

Asidosis dan Alkalosis




F. KOMPLIKASI

1. Tumor Bilateral
2. Ekstensi Intracaval dan atrium
3. Tumor lokal yang lanjut
4. Obstruksi usus halus
5. Tumor maligna sekunder


G. PENATALAKSANAAN

Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral dan tumor yang sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika. Tumor yang unresectable dinilai intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti stadium III dan pengangkatan tumor dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan biopsi untuk menentukan jenis tumor dan diberikan kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu. Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikan sisa parenkim ginjal setelah reseksi tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan meliputi insisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontralateral, dilakukan nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan biopsi kelenjar getah bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil staging dan histologi (favourable atau non favourable) dari tumor. Berdasarkan NWTS-5 berikut algoritma pemberian kemoterapi dan radioterapi pada tumor Wilms.
Nefrektomi parsial hanya dianjurkan pada pasien dengan tumor bilateral, solitary kidney, dan insufisiensi renal. Pada kasus tumor Wilms bilateral yang perlu dilakukan nefrektomi bilateral, transplantasi dilakukan setelah 1 tahun setelah selesai pemberian kemoterapi.
Keberhasilan penanganan tumor Wilms ditentukan dari hasil stratifikasi, registrasi, dan studi NWTSG. Survival bebas penyakit 95% untuk stadium I, dan kira-kira 80% untuk pasien secara keseluruhan. Prognosis buruk dijumpai pada pasien dengan metastasis ke kelenjar getah bening, paru-paru dan hepar.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.

b. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms

c. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya

3. PEMERIKSAAN FISIK
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga perlu dicari.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk
Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan klsifikasi didalamnya
Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.

5. POLA AKTIVITAS
a]. Pola nutrisi dan metabolik:
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
b]. Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
c]. Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.
d]. Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonu
e]. Kognitif & perseptual :
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena inumnitas yang menurun.
f]. Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula
g]. Hubungan peran :
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa kepperawatan yang bisa muncul adalah
1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
4. . Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
6. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan
7. Resiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
(http://zul-adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html


C. INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan / kritreria Intervensi Rasional
4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak. Dalam waktu : .....x 24 jam dengan kriteria 1. Kaji tingkat nyeri
2. Lakukan tehnik pengurangan nyeri nonfarmakologis
3. Berikan analgesik sesuai ketentuan
4. berikan obat dengan jadwal preventif
5. hindari aspirin atau senyawanya Menentukan tindakan selanjutnya
Sebagai analgesik tambahan
Mengurangi rasa sakit
Untuk mencegah kambuhnya nyeri
Karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan
2.Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi Dalam waktu : .....x 24 jam dengan kriteria
1. Catat intake dan output makanan secara akurat
2. Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia.
3. Beri diet yang bergizi
4. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
5. Beri suplemen vitamin dan besi sesuai instruksi Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
Gangguan nutrisi dapat terjadi secara berlahan. Diare sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi
Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk
Membantu dalam proses metabolisme
5.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut Dalam waktu : .....x 24 jam dengan kriteria 1. Pertahangkan tirah baring bilah terjadi edema berat
2. seimbangkan istrahat dan aktivitas bila ambulasi
3. intrusikan pada anak untuk istrahat bila ia merasa lelah Mengurangi pengeluaran energi.
Mengurangi kelelahan pada pasien
Untuk mmenghemat energi
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur diagnostik/terapi Dalam waktu : .....x 24 jam dengan kriteria 1. Jelaskan alasan setiap tes dan prosedur
2. Jelaskan prosedur operatif dengan jujur
3. Jelaskan tentang proses penyakit
4. Bantu keluarga merencanakan masa depan khususnya dalam membatu anak menjalani kehidupan yang normal Memberikan pengertian pada keluarga
Memberikan pengetahuan pada keluarga
Memberikan pengetahuan pada keluarga
Meringangkan beban pada keluarganya
3.Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang ditujukan pasien minimum atau tidak ada Dalam waktu : .....x 24 jam dengan kriteria 1. Pantau tanda vital setiap 4 jam
2. Laporkan adanya penyimpangan dari normal
3. Berikan albumin bergaram rendah sesui indikasi Bukti fisik defisit cairan.
Sehingga pengobatan segra dilakukan
Meningkatkan tekanan osmotik koloid sehingga mempertahangkan cairan dalam vaskuler
Pre Operasi

Ansietas
berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang
penyakit.

Rasa cemas
teratasi :
 Mencari
inforrnasi
untuk
menurunkan
kecemasan.
 Menghindari
sumber
kecemasan
bila mungkin.
 Menggunakan
teknik
relaksasui ntuk
menurunkan
kecemasan

 Kaji tingkat kecemasank lien.




 Dorong klien untuk Mengekspresikan perasaannya .dengan melakukan terapi bermain




 Berikan penyuluhanp ada klien dan keluarga tentang penyakit dan proses penyembuhann


 Untuk Mengetahui seberapbae sar kecemasan yang dirasakan klien sekarans.

 Untuk Mengetahui basaimana untuk memudahkan memberikan support atau penyuluhan.

 Untuk mengurangi kecemasan yang ,dirasakan klien, 'berikan suasana iyang tenang dan nyaman.
Post operasi

Resiko infeksi
berhubungan
dengan insisi pembedahan Mencegah infeksi
:Terbebas dari tanda atau gejala infeksi.
 Menunjukkan higiene pribadi yang adekuat.
 Menggambrkan faktor yang menunjangpenularan infeksi.  Berikan posisi yang tepat setelah makarq miring kekanank, epala. agak sedikit tinggi supayam akanan tertelan dan mencegaha spirasi yang dapat berakibat pneumonia.

 Kaji tanda-tandainfeksi, termasukDrainase bau dan demam.  Meningkaikan Mobilisasi sekret, menurunkan resiko pneumonla.






 Deteksi dini Terjadinya infeksi memberikan pencegahan komplikasi lebih serius. Mencegah kontaminasi dan kerusakansisi operasi

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-anak, penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit bawaan. Tumor Wilms sporadik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihipertrofi yang terisolasi atau malformasi genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan fusi ginjal.
Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan pemeriksaan perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena klienya adalah anak-anak. Karena selain Sifat klien anak-anak berbeda dengan klien yang dewasa klien anak juga melibatkan keluarganya karean kemandirian dari anak-anak masih rendah

B. SARAN
Jika seorang klien sudah didiagnosa dengan tumor wilms keluarga klien harus cepat menanggulanginya karena tumor ini cepat berkembang dan termasuk tumor ganas

DAFTAR PUSTAKA

http://zul-adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html

http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=id&id=43

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/anatomi-dan-fisiologi-ginjal.html

http://74.125.153.132/search?q=cache:zR6vcGK41ecJ:www.pediatrik.com/isi03.php%3Fpage%3Dhtml%26hkategori%3DePDT%26direktori%3Dpdt%26filepdf%3D0%26pdf%3D%26html%3D07110-ybwd242.htm+etiologi+tumor+wilms+pada+anak&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

J.Crowin, elizabeth . 2000 . Buku Saku patofisiologi . Jakarta . Penerbit Buku kedokteran EGC . Jakarta

Kamus saku kedokteran dorlan / ahli bahasa, popy kumala, Dya Nuswantary.jakarta. EGC. 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar